Pola ini dinamakan sebagai pola “Kehidupan Tanjung Jaya”. Adapun makna dari pola ini menggambarkan realita suasana kehidupan keseharian di Desa Tanjung Jaya (khususnya) yang terjadi di masa lalu. Terdapat 3 macam gambar yang dihadirkan yaitu (1) aktifitas menumbuk padi dengan lesung, (2) rumah bambu tradisional, (3) pola anyaman sebagai aksentuasi. Di masa lalu, aktivitas menumbuk padi menjadi kegiatan sehari-hari di mana selain menjawab kebutuhan pangan, juga menjadi sarana kesenian dan rekreasi karena bunyi-bunyian saling bertautan yang dihasilkan. Rumah bambu (dinding beranyam bambu) juga menjadi penanda kekhasan daerah ini di masa lalu.
Warna yang digunakan pada pola ini adalah biru tosca tua (pewarna gambar aktifitas menumbuk padi), putih (pewarna gambar rumah bambu tradisional), coklat (aksen anyaman bambu), dan biru muda sebagai warna latar belakang. Warna-warna ini sengaja dipilih untuk menampilkan keotentikan nuansa warna-warna dominan yang secara asli nampak pada kenampakan alam di Desa Tanjung Jaya berupa pepohonan, kayu, dan pantai.
Sampai hari ini rumah anyaman bambu masih sering ditemui di desa Tanjung Jaya sekalipun secara angka makin tergantikan oleh rumah bata dan semen. Adapun aktifitas menumbuk padi dengan lesung saat ini sudah tidak lagi dapat ditemui. Lewat pola ini, diharapkan selain bisa mendokumentasikan dan merayakan kenangan identitas masa lalu, juga bisa menjadi salah satu upaya revitalisasi tradisi di era saat ini.